Generasi
Milenial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak diperbincangkan oleh
banyak kalangan di dunia dari berbagai bidang. Dibanding generasi sebelum,
generasi milenial memang unik, hasil riset yang dirilis oleh Pew Researh Center
misalnya secara gamblang menjelaskan keunikan generasi milenial dibanding
generasi-generasi sebelumnya, yang mencolok dari generasi milenial ini
dibanding generasi sebelumnya adalah soal penggunaan teknologi dan budaya pop/musik.
Kehidupan generasi milenial tidak bisa dilepaskan dari teknologi terutama
internet, entertainment/hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi
generasi ini.
Perkembangan era globalisasi yang nampak begitu cepat turut
mempengaruhi kehidupan bangsa indonesia. Tak mau ketinggalan, segala kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang ada dan baru senantiasa berusaha
diikuti oleh bangsa Indonesia. Keinginan kita untuk selalu maju sepertinya
tidak sedikit berdampak dan membawa pengaruh bagi bangsa ini, baik itu berupa
dampak positif maupun negatif. Jika tidak segera dilakukan persiapan dalam
memperbaiki sumber daya manusia (SDM) yang memiliki karakter dan kompetensi
baik, maka dikhawatirkan akan berimplikasi secara langsung pada perubahan
berbagai aspek kehidupan, termasuk terhadap karakter generasi muda di era
milineal. Saling bersinergi dalam merekatkan tali kerja sama yang kuat karena
mengingat ada beberapa hal dapat berpengaruh terhadap kompetensi SDM
berkualitas, salah satunya adalah pendidikan karakter.
Kompetensi SDM merupakan sebuah hasil dari output pendidikan.
Sebagaimana dikatakan (Langgulung, 1987)
pendidikan mencakup dua kepentingan utama, pengembangan kompetensi
individu dan pewaris nilai-nilai budaya. Dengan demikian peran pendidikan sangat
berpengaruh untuk mengantarkan SDM memiliki potensi terampil dan professional,
(Winarno, 2014) pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana agar potensi
manusia dapat tumbuh dan berkembang. Sejalan dengan tujuan tersebut, disusunlah
pendidikan dengan mengintegrasikan pendidikan karakter di dalamnya hingga layak
dan serasi dengan tujuan pengembangan SDM sebagai pendukung nilai-nilai budaya
bagi peningkatan kemajuan peradaban.
Pendidikan karakter akan mengantarkan peserta didik pada pengenalan
nilai secara kognitif, lalu penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya pada
pengamalan nilai secara nyata. Pendidikan telah dipahami mempunyai dua tujuan
yang besar, yaitu: membantu peserta didik menjadi pandai dan membantu peserta
didik menjadi baik (Lickona, 1991). Pendidik memiliki tugas utama untuk
mengajarkan ilmu pengetahuan dan menanamkan karakter dan nilai-nilai
kemanusiaan pada peserta didiknya. Sebagaimana dikatakan (Winarno, 2014) tugas
utama pendidik dalam hal transfer of knowledge dan transfer of value.
Persoalan
karakter para pemuda kini menjadi sorotan tajam dalam masyarakat. Berbagai
sorotan tersebut termuat dalam media cetak, wawancara, dialog atau gelar wicara
di beberapa media elektronik. Ironisnya, persoalan yang muncul seperti
meningkatnya tindak kriminal,semakin menjadi-jadinya korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN), kekerasan, kejahatan seksual, pengerusakan, perkelahian
massal, kehidupan yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan
lain-lain yang seringkali menjadi topik hangat dan tidak
ada henti-hentinya untuk dibicarakan. Padahal sudah lebih dari setengah abad
bangsa Indonesia merdeka, tapi sampai saat ini justru bangsa Indonesia semakin
mengalami degradasi karakter kebangsaan. Tampaknya bangsa ini khususnya
generasi milenial telah dihadapkan pada dinamika perkembangan lingkungan
strategis yang penuh dilema, tantangan hidup yang semakin kompleks dan diwarnai
dengan fenomena terjadinya degradasi nilai-nilai luhur bangsa. Bahkan
pendidikan di Indonesia saat ini cenderung lebih mengedepankan penguasaan aspek
keilmuan dan kecerdasan, namun mengabaikan pendidikan karakter.
Pengetahuan tentang kaidah moral yang didapatkan dalam pendidikan moral atau
etika di sekolah-sekolah saat ini semakin ditinggalkan. Sebagian orang mulai
tidak memperhatikan lagi bahwa pendidikan tersebut berdampak pada perilaku
seseorang.
Dalam mengahadapi masalah yang begitu rumit dan komplek
seperti di atas dibutuhkan pendidikan karakter yang
dibangun melalui pendidikan, yang melibatkan berbagai elemen bangsa
terlebih sebagai pemangku kepentingan seperti pendidikan pancasila. Dengan
manajemen yang seperti ini diharapkan dapat meminimalisir dan menangkal
kemungkaran yang terjadi saat ini. Pendidikan
pancasila diharapkan mampu menghadirkan karakter generasi milenial
yang tidak hanya cerdas namun juga berkarakter. Maksudnya adalah
generasi milenial yang tidak hanya berkompeten tatapi juga peduli terhadap
kemajuan Indonesia. Pendidikan pancasila sangatlah
penting bagi para generasi milenial Indonesia agar dapat terbentuk
karakter yang unggul dan berakhlak mulia. Sehingga mampu bersaing,
beretika, bermoral, sopan dan santun dalam bermasyarakat berbangsa dan
bernegara. Karena karakter merupakan nilai – nilai perilaku manusia yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perhatian, dan
perbuatan berdasarkan norma – norma agama, hukum, tatakrama, budaya dan adat
istiadat.Sehingga tidak akan ada lagi tindak kriminal seperti kasus korupsi dan
lainnya. Menurut Ali Ibrahim Akbar,2000 : Ternyata kesuksesan seseorang
tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis ( hard
skill ) saja, tetapi lebih oleh pengetahuan mengelola diri dan orang lain (
soft skill ). Hal ini membuktikan bahwa kesuksesan seseorang lebih ditentukan
oleh kemampuan manage self daripada kemampuan knowlage. Dan juga sebagai
isyarat bahwa mutu pendidikan karakter seperti pancasila mampu
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di masa yang akan datang. Maka dari
itu peranan pendidikan pancasila sangatlah penting. Dengan
adanya pendidikan pancasila diharapkan bisa menjadi motor ”perbaikan” sekaligus
”pembentukan” karakter generasi milenial yang tidak hanya unggul tetapi juga
berakhlak mulia.
Pendidikan sebagai konstribusi terbesar dalam pengaruh menciptakan
generasi terbaik yang seharusnya memiliki karakteristik untuk memenuhi
kebutuhan peserta didiknya. (Abdussalam, 2011). Sebagai amanat, peserta didik
merupakan titipan yang harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya oleh yang
diberi amanat. Bentuk pelaksanaan amanah itu adalah dengan melaksanakan hak-hak
peserta didik dengan baik, serta memberikan pendidikan yang layak dengan
mengintegrasikan pendidikan karakter di dalamnya. Pembangunan karakter generasi
muda akan mendorong identitas anak bangsa di tengah era globalisasi dan
akuluturasi budaya dunia. Mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam
pendidikan mutakhir sangat diperlukan, sehingga bangsa Indonesia memiliki
generasi yang berkompetensi dan terampil secara maksimal di era milenial.
Pendidikan pancasila merupakan
satu aspek penting untuk membangun karakter generasi bangsa. Hampir semua
bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama dalam Program
Pembangunan Nasional. Sumber daya manusia yang bermutu yang merupakan Produk
Pendidikan dan merupakan kunci keberhasilan suatu negara.Oleh sebab itu
pendidikan sangat diharuskan sekali karena memberikan peranan yang sangat
penting baik itu untuk diri sendiri, orang lain ataupun negara. Pancasila
sebagai pedoman pelaksanaan pembaharuan sistem pendidikan yang diharapkan
mampu mendukung upaya mewujudkan kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan
mampu menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Komentar
Posting Komentar